Posted by : Wedding Event
13 Sep 2013
Desa Mantar terletak di ketinggian 630
mdpl. Kurang dingin sih untuk bisa dibilang sebagai daerah puncak, tapi
kabut tebal masih suka mampir disini. Rumah-rumahnya dibangun seragam
dengan luas petak tanah yang sama sehingga terlihat rapi. Gak ada rumah
yang lebih mewah daripada rumah yang lain, gak ada yang halamannya lebih
luas daripada yang lain. Sama rata sama rasa.
Konon, nenek moyang warga Mantar adalah
bangsa Portugis. Pada tahun 1814 kapal mereka terdampar di pesisir
pantai di bawah bukit Mantar. Mereka yang selamat naik ke puncak bukit,
dan sejak saat itu menetap disana. tradisi balap ayam yang sudah
berlangsung turun-temurun sejak jaman leluhurnya.

Cara mainnya sederhana. Kedua ekor ayam
yang udah pasti gak sepikiran itu digiring menuju garis finish yang
sudah ditancepin sebuah patok kayu setinggi 20-30 cm, namanya “SAKA.”
Noga, rotan penghubung kedua ayam itu, harus mengenai saka tersebut.
Kalo gak kena, berarti kalah. Kejar-kejaran sama ayam ini yang lucu,
kadang bisa sampe jungkir balik gara-gara kepeleset. Kasian sama
ayamnya, dipaksa untuk seiring sejalan padahal mereka dua-duanya jantan.